Senin, 08 Oktober 2012

PRILAKU KONSUMEN

NAMA  : FITRI INDRI YANI

KELAS  : 3EA14

NPM      : 12210830

PRILAKU KONSUMEN



  • Model Proses Pengambilan Keputusan konsumen 

Berikut empat rangkaian model  proses pengambilan keputusan :
  
            1.    Model Rasionalitas Ekonomi

 Model ini berasal dari ekonomi klasik dimana pembuat keputusansepenuhnya rasional dalam segala hal. Berkaitan dengan aktivitas pengambilan keputusan, terdapat asumsi :
  • Keputusan akan sepenuhnya rasional dalam hal rencana dan tujuan terdapat sistem pilihan yang lengkap dan konsisten yang memungkinkan pemilihan alternatif
  • Kesadaran penuh terhadap semua kemungkinan alternative tidak ada batasan pada kompleksitas komputasi yang dapat ditampilkan untuk menentukan alternatif terbaik. 
  •  Probabilitas kalkulasi tidak menakutkan ataupun misterius pada model rasionalitas ekonomi terdapat teknik rasional modern yaitu pendekatan.
   scientific management seperti ABC, EVA dan MVA. Pada teknik ABC(activity-based cosying) menentukan biaya yang berhubungan dengan aktivitas seperti memproses pesanan penjualan, mempercepat pesanan pemasok, dan pelanggan, memecahkan masalah kualitas pemasok dan masalah pengantaran, memperlengkapi mesin. Untuk teknik EVA (economic value added) biaya semua kapital ditentukan misalnya biaya kapital ekuitas (uang yang disediakan pemegang saham), EVA berguna juga sebagai ukuranuntuk mengambil keputusan mengenai masalah akuisisi dan pajak sampai masalah kompensasi. Sementara MVA (market value added) dapat menunjukkan keuntungan yang diperoleh perusahaan atau seberapa besar capital yang terbuang kaitannya dengan nilai pasar saham.

 2.  Model Rasionalitas Dari Simon (Satisficing) 

Model ini menyatakan bahwa perilaku pengambilan keputusan dapat dideskripsikan sebagai rasional dan maksimal tetapi terbatas dimana pembuat keputusan berakhir dengan kepuasan minimal karena tidak memiliki kemampuan untuk memaksimalkan.Hal tersebut dikarenakan informasi yang kurang sempurna, terdapat batasan waktu dan biaya, tawaran alternatif kurang disukai dan efek kekuatan lingkungan tidak dapat diabaikan.

3.  Model Penilain Heuristik Dan Bias

Model ini diprakarsai oleh ahli teori kognitif yaitu Kahneman dan Tversky yang menyatakan bahwa pembuat keputusan mengandalkan heuristik yakni penyederhanaan strategi atau metode berdasarkan pengalaman Meskipun heuristik kognitif menyederhanakan dan membantu pembuat keputusan, dalam situasi tertentu penggunaannya dapa tmenyebabkan eror dan hasil bias secara sistematis. Ada tiga bias utama yang teridentifikasi membantu menjelaskan bagaimana penilaian tersebut menyimpang dari proses rasional. Heuristik bias tersebut ada tiga yaitu :
*  Heuristik availabilitas
*  Heuristik representatif 
*  Heuristik kerangka referensi dan keputusan

4.      Model sosial

Sigmund freud memandang manusia sebagai sekumpulan perasaan,emosi dan naluri dengan perilaku yang dipandu oleh keinginanyang tidak disadari. Model ini adalah sisi yang berlawanan darirasionalitas ekonomi yakni melihat dari sudut pandang psikolog. Hal ini didukung pandangan bahwa pengaruh psikologi mempunyai dampak yang signifikan pada perilaku pengambilan keputusan.

Model Pengambilan Keputusan Konsumen
Komponen ini memepunyai bidang berbagai pengaruh luar yang berlaku sebagai sumber informasi mengenai produk tertentu dan mempengaruhi nilai-nilai,sikap dan perilaku konsumen yang berkaitandengan produk. Yang utama dalam faktor masukan ini adalah seberbagaikegiatan bauran pemasaran dan  pengaruh sosiobudaya.

Proses
Komponen ini berhubungan dengan bagaimana cara konsumen mengambil keputusan. Pengambilan keptutusan konsumen terdiri daritiga tahap:
Ø  Pengenalan Kebutuhan
Ø   Penelitian sebelum pembelian
Ø  Penilaian berbagai alternative

  •   Tipe-Tipe Proses Pengambilan Keputusan
Setiap konsumen memiliki tipe perilaku pembelian yang khas. dalam mengambil keputusan pembelian, sebagian konsumen melakukan lima langkah keputusan pembelian seperti yang telah  disebutkan sebelumnya, sebagian hanya melakukan beberapa langkah dan sebagian mungkin hanya melakukan langkah pembelian saja, Schiffman  and Kanuk  dalam Sumarwan menyebutkan ada tiga tipe pengambilan keputusan konsumen, yaitu:

a.      Extensive Problem Solving (Pemecahan Masalah Diperluas) 

Ketika konsumen tidak memiliki kriteria untuk mengevaluasi sebuah kategori produk atau merek pada kategori tersebut atau tidak membatasi jumlah merek yang akan dipertimbangkan ke dalam jumlah yang lebih mudah dievaluasi, maka proses pengambilan keputusannya disebut pemecahan masalah diperluas. Konsumen membutuhkan banyak informasi untuk menetapkan kriteria dalam menilai produk atau merek tertentu. Konsumen juga membutuhkan informasi yang cukup mengenai masing-masing merek yang akan dipertimbangkan.

b.      Limited Problem Solving (Pemecahan Masalah Terbatas) 

Pada tipe pengambilan keputusan ini, konsumen telah memiliki kriteria dasar untuk mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut. Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi untuk dapat membedakan antara berbagai merek tersebut. Dalam hal ini, konsumen menyederhanakan proses pengambilan  keputusan sebagai akibat waktu dan sumber daya yang dimiliki konsumen terbatas.

c.       Routinized Problem Solving (Pemecahan Masalah Rutin) 

Pada tipe pemecahan masalah ini, konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk yang akan dibelinya. Konsumen telah memiliki standar untuk mengevaluasi merek dan cukup mengingat kembali apa yang telah diketahuinya. Konsumen hanya membutuhkan sedikit informasi.

Contoh kasus :

Proses pengambilan keputusan kenaikan harga BBM oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)Jika berbicara tentang BBM (bahan bakar minyak) yang mempengaruhi hajat hidup manusia banyak, tentunya proses pengambilan keputusan yang DPR lakukan akan sangat sulit prosesnya,  pengambilan keputusan harus melalui sidang paripurna dikarenakan pada rapat sebelumnya dengan badan anggaran ( Banggar) tidak menemukan titik temu, ada beberapa alternatif yg mungkin di ambil oleh pihak yang pro maupun yg kontra antara lain kenaikan harga bbm karena subsidinya di kurangi, atau kebijakan ekonomi dalam negeri atau fiskal.Apapun keputusan yang akan di ambil DPR seharusnya mewakili Kepentingan Orang-Orang yang akan terlibat atau terpengaruhi, jangan sampai keputusan yang di buat itu hanya mewakili kepentingan pribadi atau strategi organisasi tertentu



  • Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
Faktor-faktor yang mempengaruhi pemecahan masalah yaitu :
*        Internal Organisasi seperti ketersediaan dana, SDM, kelengkapan peralatan, teknologi.
*        Eksternal Organisasi seperti keadaan sosial politik, ekonomi, hukum.
*        Ketersediaan informasi yang diperlukan.
*        Kepribadian dan kecapakan pengambil keputusan.

Daftar pustaka
Luthans F, 2006 Perilaku Organisasi Edisi 10, Penerbit Andi, YogyakartaSetiadi N J, 2008
 Business Economics and Managerial Decision Making 
,Kencana, Jakarta

Tidak ada komentar:

Posting Komentar