KELAS : 3EA14
NPM : 12210830
PRILAKU KONSUMEN
- Model Proses Pengambilan Keputusan konsumen
Berikut empat
rangkaian model proses pengambilan
keputusan :
1. Model
Rasionalitas Ekonomi
Model ini berasal dari ekonomi
klasik dimana pembuat keputusansepenuhnya rasional dalam segala hal. Berkaitan dengan aktivitas pengambilan
keputusan, terdapat asumsi :
- Keputusan akan sepenuhnya rasional dalam hal rencana dan tujuan terdapat sistem pilihan yang lengkap dan konsisten yang memungkinkan pemilihan alternatif
- Kesadaran penuh terhadap semua kemungkinan alternative tidak ada batasan pada kompleksitas komputasi yang dapat ditampilkan untuk menentukan alternatif terbaik.
- Probabilitas kalkulasi tidak menakutkan ataupun misterius pada model rasionalitas ekonomi terdapat teknik rasional modern yaitu pendekatan.
scientific management seperti ABC, EVA dan MVA. Pada teknik ABC(activity-based cosying) menentukan biaya yang berhubungan dengan
aktivitas seperti memproses pesanan penjualan, mempercepat pesanan pemasok, dan
pelanggan, memecahkan masalah kualitas pemasok dan masalah pengantaran, memperlengkapi
mesin. Untuk teknik EVA (economic value added) biaya semua kapital ditentukan misalnya biaya kapital ekuitas (uang yang
disediakan pemegang saham), EVA berguna juga sebagai ukuranuntuk mengambil keputusan mengenai masalah akuisisi
dan pajak sampai masalah
kompensasi. Sementara MVA (market value added) dapat menunjukkan
keuntungan yang diperoleh perusahaan atau seberapa besar capital yang terbuang
kaitannya dengan nilai pasar saham.
2.
Model Rasionalitas Dari Simon
(Satisficing)
Model ini menyatakan bahwa perilaku
pengambilan keputusan dapat dideskripsikan
sebagai rasional dan maksimal tetapi terbatas dimana pembuat keputusan berakhir
dengan kepuasan minimal karena tidak memiliki kemampuan untuk memaksimalkan.Hal
tersebut dikarenakan informasi yang kurang sempurna, terdapat batasan waktu dan
biaya, tawaran alternatif kurang disukai dan efek kekuatan lingkungan tidak
dapat diabaikan.
3.
Model
Penilain Heuristik Dan Bias
Model
ini diprakarsai oleh ahli teori kognitif yaitu
Kahneman dan Tversky yang menyatakan bahwa pembuat keputusan mengandalkan
heuristik yakni penyederhanaan strategi atau metode berdasarkan pengalaman
Meskipun
heuristik kognitif menyederhanakan dan membantu pembuat keputusan, dalam situasi
tertentu penggunaannya dapa tmenyebabkan eror dan hasil bias secara sistematis.
Ada tiga bias utama yang teridentifikasi membantu menjelaskan bagaimana penilaian tersebut menyimpang
dari proses rasional. Heuristik bias tersebut ada tiga yaitu :
Heuristik availabilitas
Heuristik representatif
Heuristik kerangka referensi dan
keputusan
4.
Model sosial
Sigmund freud memandang manusia
sebagai sekumpulan perasaan,emosi dan naluri
dengan perilaku yang dipandu oleh keinginanyang tidak disadari. Model ini adalah sisi yang berlawanan darirasionalitas
ekonomi yakni melihat dari sudut pandang psikolog. Hal ini didukung pandangan
bahwa pengaruh psikologi mempunyai dampak yang
signifikan pada perilaku pengambilan keputusan.
Model Pengambilan Keputusan Konsumen
Komponen ini memepunyai bidang berbagai
pengaruh luar yang berlaku sebagai sumber informasi mengenai produk tertentu
dan mempengaruhi nilai-nilai,sikap dan
perilaku konsumen yang berkaitandengan produk. Yang utama dalam faktor
masukan ini adalah seberbagaikegiatan bauran pemasaran dan pengaruh sosiobudaya.
Proses
Komponen ini berhubungan dengan bagaimana
cara konsumen mengambil keputusan. Pengambilan
keptutusan konsumen terdiri daritiga tahap:
Ø Pengenalan Kebutuhan
Ø Penelitian sebelum pembelian
Ø Penilaian berbagai alternative
- Tipe-Tipe Proses Pengambilan Keputusan
Setiap
konsumen memiliki tipe perilaku pembelian yang khas. dalam mengambil keputusan
pembelian, sebagian konsumen melakukan lima langkah keputusan pembelian seperti
yang telah disebutkan sebelumnya,
sebagian hanya melakukan beberapa langkah dan sebagian mungkin hanya melakukan
langkah pembelian saja, Schiffman and
Kanuk dalam Sumarwan menyebutkan ada
tiga tipe pengambilan keputusan konsumen, yaitu:
a.
Extensive Problem Solving (Pemecahan
Masalah Diperluas)
Ketika
konsumen tidak memiliki kriteria untuk mengevaluasi sebuah kategori produk atau
merek pada kategori tersebut atau tidak membatasi jumlah merek yang akan
dipertimbangkan ke dalam jumlah yang lebih mudah dievaluasi, maka proses
pengambilan keputusannya disebut pemecahan masalah diperluas. Konsumen
membutuhkan banyak informasi untuk menetapkan kriteria dalam menilai produk
atau merek tertentu. Konsumen juga membutuhkan informasi yang cukup mengenai
masing-masing merek yang akan dipertimbangkan.
b.
Limited Problem Solving (Pemecahan
Masalah Terbatas)
Pada
tipe pengambilan keputusan ini, konsumen telah memiliki kriteria dasar untuk
mengevaluasi kategori produk dan berbagai merek pada kategori tersebut.
Konsumen hanya membutuhkan tambahan informasi untuk dapat membedakan antara
berbagai merek tersebut. Dalam hal ini, konsumen menyederhanakan proses
pengambilan keputusan sebagai akibat
waktu dan sumber daya yang dimiliki konsumen terbatas.
c.
Routinized Problem Solving
(Pemecahan Masalah Rutin)
Pada
tipe pemecahan masalah ini, konsumen telah memiliki pengalaman terhadap produk
yang akan dibelinya. Konsumen telah memiliki standar untuk mengevaluasi merek
dan cukup mengingat kembali apa yang telah diketahuinya. Konsumen hanya
membutuhkan sedikit informasi.
Contoh kasus :
Proses pengambilan
keputusan kenaikan harga BBM oleh Dewan Perwakilan Rakyat (DPR)Jika berbicara
tentang BBM (bahan bakar minyak) yang mempengaruhi hajat hidup manusia banyak,
tentunya proses pengambilan keputusan yang DPR lakukan akan sangat sulit prosesnya,
pengambilan keputusan harus melalui sidang paripurna dikarenakan pada rapat
sebelumnya dengan badan anggaran ( Banggar) tidak menemukan titik temu, ada
beberapa alternatif yg mungkin di ambil oleh pihak yang pro maupun yg kontra
antara lain kenaikan harga bbm karena subsidinya di kurangi, atau kebijakan
ekonomi dalam negeri atau fiskal.Apapun keputusan yang akan di ambil DPR
seharusnya mewakili Kepentingan Orang-Orang yang akan terlibat atau
terpengaruhi, jangan sampai keputusan yang di buat itu hanya mewakili kepentingan
pribadi atau strategi organisasi tertentu
- Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Pemecahan Masalah
Faktor-faktor
yang mempengaruhi pemecahan masalah yaitu :
Internal
Organisasi seperti ketersediaan dana, SDM, kelengkapan peralatan, teknologi.
Eksternal Organisasi seperti keadaan sosial politik,
ekonomi, hukum.
Ketersediaan
informasi yang diperlukan.
Kepribadian
dan kecapakan pengambil keputusan.
Daftar pustaka
Luthans F,
2006 Perilaku Organisasi Edisi 10, Penerbit Andi, YogyakartaSetiadi N J, 2008
Business
Economics and Managerial Decision Making
,Kencana, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar